Pengobatan/Penanggulangan Keracunan Merkuri

Keracunan merkuri dapat dibedakan atas keracunan akut dan keracunan kronik,adapun cara penanggulangannya yaitu :

a. Keracunan Akut
Apabila tertelan, untuk pertolongan pertama dapat diberikan telur mentah atau susu segar, diharapkan logam berat tersebut dapat diikat oleh protein yang ada dalam susu atau telur. Selanjutnya dapat diberikan antidot berupa sodium formaldehyde sulfoxilate. Antidot ini mengurangi unsur ion merkuri bivalen sehingga mengurangi penyerapannya. Dapat juga diberikan suntikan intramuskular dimerkaprol atau penisilamin untuk menginaktifkan merkuri yang sudah diabsorpsi.
Pengobatan dengan dimerkaprol efektif dilakukan pada kasus keracunan akut yang kurang dari 5 jam. Tergantung dari jumlah dan lamanya keracunan yang terjadi, hemodialisis harus dipertimbangkan guna menghindari kerusakan ginjal lebih lanjut. Dosis pemberian dimerkaprol atau penisilamin sangat bervariasi secara individual. Pada umumnya diberikan dengan dosis dimerkaprol 5-6 mg/KgBB intramuskular 2 kali sehari, diberikan selama 10 hari.
Penisilamin diberikan secara oral dengan dosis 250 mg setiap 6 jam sehari, dapat dikombinasi dengan dimerkaprol atau sendiri-sendiri.
Chelator oral misalnya meso-2,3, dimercaptosuccinic acid dan sodium 2,3 dimercapto-1-propanesulfonat lebih menguntungkan dibandingkan dengan dimerkaprol, termasuk juga toksisitasnya rendah.
Pada keracunan merkuri anorganik penggunaan dimerkaprol merupakan kontraindikasi, sedangkan meso-2,3-dimmercaptosuccinic acid dan sodium 2,3-dimercapto-1-propanesulfonat dapat digunakan pada semua jenis keracunan merkuri.

b. Keracunan Kronik
Pengobatan keracunan kronis pada umumnya bersifat simtomatis. Penderita harus dihindarkan dari pemajanan yang lebih lanjut. Karena umumnya keracunan kronis ini terjadi pada industri-industri, maka pekerja yang keracunan merkuri harus dipindahkan ke tempat lain yang bebas dari pencemaran. Respon keracunan kronis terhadap pengobatan sangat lambat. Pada umumnya sampai bertahun-tahun masih menyisakan gejala.
Pemberian dimerkaprol dan penisilamin dapat mengurangi efek keracunan dengan jalan mempercepat ekskresi merkuri, namun pada umumnya gagal dalam meningkatkan kondisi klinis penderita.
Khusus dalam hal keracunan methylmercury, pengobatan dengan hemodialisis tidak banyak berguna, karena methylmercury terkumpul dalam eritrosit dan hanya sejumlah kecil saja yang ada di dalam plasma.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

kalau boleh tahu sumbernya dari mana yaa?

Posting Komentar